propertimurah.web.id - Di era digital saat ini, memahami bagaimana konten Anda muncul di Google Search menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah situs. Google menggunakan sistem peringkat otomatis yang kompleks untuk menilai ribuan miliar halaman web dalam sekejap. Sistem ini tidak hanya mempertimbangkan kata kunci, tetapi juga berbagai faktor yang mencakup kualitas konten, keandalan informasi, pengalaman pengguna, dan relevansi terhadap pencarian. Agar konten Anda sukses, penting untuk memahami kedua sisi: bagaimana sistem Google bekerja dan bagaimana konten dibuat agar memenuhi standar kualitas yang dicari.
Sistem Peringkat Google: Cara Kerja Teknologi
Google memiliki berbagai sistem yang saling bekerja sama untuk menampilkan hasil pencarian yang relevan. Beberapa sistem inti yang penting untuk diketahui antara lain:
AI dan Machine Learning
Sistem seperti BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) memungkinkan Google memahami makna dari kombinasi kata dalam sebuah pencarian. RankBrain, Neural Matching, dan Passage Ranking juga merupakan sistem AI yang membantu Google mengerti hubungan antara konsep dalam query dan halaman web, bukan hanya kata yang tepat. Dengan demikian, konten yang relevan tetap bisa muncul walau tidak menggunakan kata kunci persis.
Freshness dan Konten Lokal
Google menggunakan sistem “query deserves freshness” untuk menampilkan konten terbaru pada pencarian yang relevan, misalnya berita baru atau ulasan film yang baru rilis. Selain itu, sistem lokal memungkinkan pengguna melihat informasi dari sumber terdekat, seperti fitur “Top stories” dan “Local news.”
Deduplication dan Spam Detection
Ketika banyak halaman web memiliki konten yang serupa, sistem deduplikasi memastikan hanya hasil yang paling relevan yang muncul, sehingga pengguna tidak dibanjiri konten yang berulang. Google juga memiliki sistem spam seperti SpamBrain untuk memfilter konten yang melanggar kebijakan, termasuk manipulasi tautan, clickbait, dan konten otomatis yang berkualitas rendah.
Konten Krisis dan Keandalan Informasi
Google juga mengutamakan keselamatan pengguna. Sistem SOS Alerts dan personal crisis memberikan informasi terpercaya selama bencana atau situasi darurat, termasuk nomor darurat, peta, dan tips penting. Selain itu, sistem keandalan informasi bekerja menilai otoritas dan kualitas jurnalistik, sehingga konten yang lebih akurat dan dapat dipercaya lebih mudah ditemukan.
Original Content dan Demotion
Google menghargai konten asli. Sistem original content membantu menonjolkan konten yang menyajikan informasi baru dibandingkan konten yang hanya menyalin. Di sisi lain, sistem demotion menurunkan peringkat situs yang menerima banyak laporan hak cipta, pencemaran nama baik, atau konten berbahaya.
Membuat Konten yang Disukai Google
Memahami sistem Google hanyalah separuh perjalanan. Langkah selanjutnya adalah menciptakan konten berkualitas yang selaras dengan sistem tersebut. Konsep utama adalah “people-first content”, yakni konten yang dibuat untuk membantu pembaca, bukan semata-mata untuk manipulasi peringkat.
Evaluasi Kualitas Konten
Konten yang baik biasanya menawarkan informasi asli, analisis yang mendalam, atau penelitian yang bermanfaat. Pertanyaan yang bisa diajukan saat mengevaluasi konten antara lain: apakah konten ini memberikan nilai lebih dari sumber lain? Apakah konten mudah dipahami, terstruktur dengan baik, dan bebas dari kesalahan ejaan atau gaya? Konten yang memuaskan secara informasi akan membuat pembaca betah, meningkatkan kemungkinan mereka berbagi atau merekomendasikan halaman tersebut.
E-E-A-T: Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness
Google menilai konten berdasarkan faktor E-E-A-T. Konten yang ditulis oleh pakar atau orang dengan pengalaman langsung lebih dipercaya, terutama untuk topik sensitif seperti kesehatan, keuangan, dan keselamatan (YMYL: Your Money or Your Life). Transparansi mengenai siapa yang membuat konten, bagaimana konten dibuat, dan tujuan konten sangat penting. Misalnya, jika konten menggunakan AI, sebaiknya ada penjelasan tentang proses otomatisasi tersebut.
Who, How, dan Why Konten Dibuat
-
Who: Siapa penulis konten? Apakah identitas mereka jelas dan kredibel?
-
How: Bagaimana konten dibuat? Apakah ada proses penelitian atau uji coba yang mendukung klaim yang diberikan?
-
Why: Mengapa konten dibuat? Tujuan konten harus untuk membantu pengguna, bukan hanya mengejar trafik dari mesin pencari. Konten yang dibuat untuk alasan utama membantu orang akan lebih sesuai dengan sistem Google.
Pengalaman Halaman (Page Experience)
Selain konten, pengalaman pengguna di halaman juga menjadi faktor penting. Situs harus cepat, mudah dinavigasi, dan nyaman diakses baik di desktop maupun mobile. Memastikan halaman responsif, bebas iklan yang mengganggu, dan struktur informasi yang jelas akan meningkatkan kepuasan pengguna sekaligus sinyal positif untuk Google.
Contoh Penerapan: Konten Kreatif dan Budaya
Misalnya, ketika membuat konten tentang seni dan budaya, seorang pembuat konten bisa mengangkat topik menarik seperti 5 properti tari tradisional. Dengan menautkan konten ke situs yang relevan, pembaca mendapat informasi yang lebih lengkap dan mendalam, sementara Google menilai halaman sebagai sumber yang bermanfaat. Konten bisa dipecah menjadi beberapa subtopik, misalnya: sejarah properti tari, fungsi masing-masing properti, cara penggunaan, variasi di berbagai daerah, dan tips merawat properti tersebut.
Penyajian seperti ini mencakup beberapa prinsip yang disukai Google:
-
Original dan Informatif: Memberikan detail unik yang sulit ditemukan di situs lain.
-
Struktur Jelas: Subjudul memudahkan pembaca menavigasi informasi.
-
Relevansi dan Kredibilitas: Menyertakan tautan ke sumber tepercaya.
-
Pengalaman Pengguna: Konten mudah dibaca, gambar mendukung teks, dan halaman cepat dimuat.
Pendekatan ini selaras dengan sistem Google yang menilai keandalan, keaslian, dan relevansi informasi, serta pengalaman pengguna.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Pembuat Konten
Banyak situs gagal karena fokus berlebihan pada mesin pencari, bukan pada pembaca. Beberapa kesalahan umum antara lain:
-
Membuat konten massal pada banyak topik tanpa keahlian nyata.
-
Menggunakan automasi untuk menghasilkan artikel tanpa peninjauan manusia.
-
Memanipulasi tanggal atau memperbarui konten hanya untuk terlihat “fresh” tanpa menambahkan nilai nyata.
-
Mengandalkan trik SEO berlebihan daripada menyajikan informasi yang membantu pembaca.
Konten semacam ini biasanya tidak memenuhi prinsip people-first dan bisa terkena penalti algoritma Google.
Menyelaraskan Konten dengan Sistem Google
Strategi terbaik adalah menggabungkan pemahaman teknis sistem Google dengan praktik pembuatan konten yang baik:
-
Kenali sistem peringkat: pahami bagaimana Google menilai halaman dari aspek AI, kualitas, keandalan, dan relevansi.
-
Fokus pada pembaca: buat konten yang menjawab pertanyaan, memberikan pengalaman, dan menambah wawasan.
-
Tampilkan E-E-A-T: tunjukkan siapa yang membuat konten, bagaimana konten dibuat, dan mengapa konten ini penting bagi pembaca.
-
Gunakan struktur yang jelas: subjudul, daftar, gambar, dan tautan relevan membantu pembaca dan Google memahami konten.
-
Perbarui konten bila perlu: tambahkan informasi baru atau klarifikasi, bukan sekadar mengubah tanggal atau kata untuk SEO.
Dengan langkah-langkah ini, konten tidak hanya lebih mungkin muncul di hasil pencarian Google, tetapi juga memberikan pengalaman positif bagi pengguna.
Artikel ini membahas integrasi antara sistem peringkat Google dan strategi pembuatan konten berkualitas, termasuk contoh praktis melalui topik budaya dan seni seperti 5 properti tari tradisional. Dengan memahami kedua sisi ini, pembuat konten dapat lebih percaya diri menghasilkan halaman yang bermanfaat, relevan, dan dihargai baik oleh pengguna maupun mesin pencari.

